welcome to my blog

Eka Nirwana Puspasari

Jumat, 28 Oktober 2011

Satu Tanah Air, Bangsa, dan Bangsa

Hem sebelum membahas tentang ini apa kalian hafal teks sumpah pemuda? Yaaa setidaknya kalian memahami isinya lalu mengaplikasikannya ke kehidupan sehari – hari.


1.    Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
2.    Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia
3.    Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia

Dewasa ini, mungkin teks singkat di atas pernah kalian dengar saat upacara 28 Oktober. Tetapi apakah kalian memahami benar isi dari teks di atas? Atau di antara kalian ada yang sudah pernah mengaplikasikannya? Kalau itu benar, berarti kalian adalah benar – benar rakyat yang sangat menjunjung tinggi nasionalisme.

Dimulai dari yang pertama, “kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia” kenyataannya saat sekarang ini banyak remaja yang lebih menyukai bangsa lain daripada bangsa sendiri. Padahal bangsa kita ini memiliki keunikan dalam berbudaya karena memiliki ciri khas tersendiri dalam daerahnya. Bagaimana kita menghadapi tatanan hidup masyarakat yang sudah menjamur saat ini? Sebenarnya bisa kita mulai dari hal kecil, contoh, paling tidak setiap pemuda atau pemudi mengetahui kebudayaan daerah asal masing – masing. Akan lebih baik jika mengetahui tarian daerah atau bahasanya. Kalau dari hal kecil seperti ini saja sudah banyak yang mengabvaikan bagaimna untuk hal besar? Itu tidak akan membuat perubahan besar untuk bangsa ini.

Kedua, “kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia” jelas tertulis di dalam teks tersebut adalah berbangsa yang satu. Kenyataannya adalah……. apa masih bisa disebut dengan bangsa yang satu apabila masih ada perang antar daerah karena memperebutkan wilayah, atau contoh yang sering terjadi antar pelajar yang saling adu mulut? Yaaaa kita skip dulu soal itu. Bagaimana bisa berbangsa satu kalau kita lebih cinta dengan bangsa lain. Tapi saat bangsa sendiri di jajah, banyak yang mengajukan untuk perang dengan bangsa yang telah menjajah. Hem enak sekali yah, dulu pemuda memperjuangkan dengan penuh tumpah darah melawan kolonial, tapi sekarang malah pada genjar untuk berperang. Nasionalisme kita hanya timbul apabila ada event tertentu saja. Contohnya sepak bola, coba kalian lihat apabila ingin ada pertandingan tim nasional Indonesia, ramai berbondong – bonding membawa merah-putih ke hadapan tim lawan dengan sejuta semangat keoptimisan. Tapi pada saat pertandingan tim nasional mengalami kekalahan, kenasionalan itu musah seketika karena mulai menjelekan para pemain dan membuat kerusuhan.apakah itu yang disebut dengan berbangsa yang satu? Yaaa mungkin kalian bisa menjawabnya sendiri.

Ketiga, “kami putra dan putri Indonesia, menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia” sebelum membahas, coba cek isi rak buku kalian, apakah ada di dalamnya kamus lengkap bahasa Indonesia? Atau cara berbahasa Indonesia dan ejaan bahasa Indonesia yang baik dan benar? Kenyataannya adalah banyak anak muda sekarang yang lebih percaya diri menggunakan bahasa asing. Memang bahasa asing itu penting, tapi lebih penting apabila tidak melupakan bahasa Indonesia. Kembali ke awal, ya mungkin di antara kalian lebih banyak kamus bahasa inggris, jepang, mandarin dan sebagainya. Dari contoh di atas masih banyak sekali rakyat Indonesia yang belum mengenal baik bahasa Indonesia. Terbukti dengan banyaknya siswa yang mengulang pada ujian nasional bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia itu sangat komplikatif dan bisa dibilang cukup rumit. Tak banyak orang yang memahami dengan benar bahasa Indonesia. Jadi, apakah kita sudah menjunjung tinggi bahasa persatuan? Pendapat yang berbeda mungkin muncul saat setelah membaca ini.

Saya menulis ini bukan berarti saya sudah sempurna dan mengerti tentang Negara ini, tetapi saya hanya berpendapat dengan realita yang ada sekarang. Saya juga hanya seorang manusia, saya juga belum totalitas mengaplikasikannya pada kehidupan sehari – hari, tetapi saya sangat mencintai kebudayaan Indonesia yang memilii berjuta pesona untuk saya pelajari. Saya hanya berharap nilai nasionalisme para pemuda saat ini sama dengan semangat pemuda pada zaman kolonial dulu. Dan dengan datangnta hari sumpah pemuda ini, bisa menjadikan pemuda lebih bisa berpikir rasional, nasionalis, dan demokratis. SEMANGAT SUMPAH PEMUDA !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar